Header Ads

Image and video hosting by TinyPic

Kochem kie

Cinta adalah cinta sebuah kata yang terdiri dari lima huruf dalam bahasa Indonesia dan empat huruf dalam bahasa Inggris.
Cinta adalah sebuah misteri yang tak dapat diketahui oleh manusia, tidak kalian dan tidak juga aku. Karena cinta itu murni rahasia dari Illahi.

Tak ada satu pun yang memastikan siapa jodohnya.

Setidaknya itulah yang pernah terjadi didalam kehidupanku, namaku Muhammad Arifin Ilhamsyah, dari namaku kalian akan menduga bahwa aku adalah warga negara Indonesia murni, bukan keturunan Indo – Bule.

Aku tahu itu, tapi dugaan itu akan salah jika kalian bertemu denganku secara langsung.

Lucunya lagi, aku merasa bahwa diriku berbeda dengan ketiga saudara kandungku yang lain, sebab ayah dan ibuku tak memiliki ciri-ciri fisik warga negara keturunan. Rambutku coklat dan keriting, warna kulitku putih meski tidak terlalu pucat, hidungku mancung, mataku besar dan berwarna biru gelap.

Sedangkan ketiga saudaraku memiliki warna kulit sawo matang, dan kedua matanya berwarna hitam.  Meski demikian  tak ada perbedaan diskriminasi ras dalam kehidupan keluarga kami.

Kami semua beragama Islam, setiap malam kami selalu makan malam dirumah dengan situasi yang harmonis.

Tapi, terkadang aku selalu bertanya kepada kedua orang tuaku apakah aku adalah anak biologis mereka, jika tidak dimanakah kedua orang tuaku berada.

Dan jika iya, kenapa aku berbeda dengan mereka.

Kutahu kadang mereka merasa bosan karena aku selalu bertanya hal itu secara terus menerus.

Tapi aku tak pantang menyerah, aku ingin sebuah kejujuran bukan kebohongan.

Hingga pertanyaan itu akhirnya terjawab, beberapa saat sebelum ayahku meninggal dunia. Akibat penyakit komplikasi Liver yang diderita beliau.

***

Rumah sakit Normah Kuching Malaysia adalah tempat dimana ayahku membongkar semua misteri tentangku, Ayah memulai ceritanya dengan sebuah nama

“Jenny Sanchez”

.“Jenny Sanchez, siapa dia yah"

”Wanita yang pernah kucintai dan masih kucintai hingga saat ini, cintaku kepadanya tak pernah pudar sedikit pun, dia berbeda”

“Maaf, Ilham tak mengerti maksud ayah ?”

aku bertanya dengan nada keheranan

“Maafkan ayah nak, selama ini ayah berbohong kepadamu, mungkin ibumu akan menjelaskan semua tentang dia”

“Siapa Jenny Sanchez bu” tanyaku kepada ibuku yang duduk bersebelahan tepat disampingku.

“Dia adalah ibu kandungmu” 

Ibu menjawab pertanyaanku secara singkat, sebuah jawaban yang membuatku seperti mendengar petir di siang bolong tanpa disertai mendung dan hujan.

“Ibu… ibu.. kandung Ilham, maksud ibu”

“Ya, wanita asal Texas Amerika Serikat itu adalah ibu kandungmu”

Ayah menjawab pertanyaan yang seharusnya dijawab oleh ibu,

“Amerika Serikat ?” .

Jawaban ayah membuatku lebih terkejut, ternyata dugaanku selama ini benar, ternyata aku memiliki keturunan expatriat, pantas saja bahasa Inggrisku lebih mantap padahal tak pernah sekalipun aku mengikuti kursus bahasa Inggris dan setiap hari aku dan adik-adikku selalu berbahasa Indonesia atau Melayu Pontianak. Dan ciri-ciri fisikku tak seperti mereka.

“Ayah rindu sekali kepadanya, mungkin sudah saatnya ayah segera menyusulnya”

“Yah, kenapa ayah berbicara seperti itu ?” Tanya Ibu.

“Ada apa bu, kenapa dengan Jenny, menyusul ? maksud ayah menyusul itu apa bu” tanyaku dengan nada penuh keheranan

“Jenny ibu kandungmu sudah lama meninggal, aku sebagai ibu tirimu sangat suka kepadanya sewaktu dia hidup”

“Meninggal ?” Dadaku serasa remuk tatkala mendengar kata-kata itu

“Dia meninggal sewaktu kamu berusia lima tahun, kamu pasti sudah lupa kenangan – kenangan itu, dia berbeda dengan wanita Amerika lainnya, dia ramah, apa adanya, selalu tersenyum” ayah menambahkan

“Ceritakan tentang Jenny, yah”
pintaku sambil menangis terisak-isak

“ Jenny, adalah seorang gadis Amerika yang selama hidupnya dia berjuang melawan leukemia, kami berkenalan lewat sebuah Games Online Ameba Pigg. Saat itu, ayah baru saja putus dengan mantan kekasih ayah karena dia mengkhianati cinta yang telah ayah berikan”

“Games.. bagaimana bisa, yah”

“Kau percaya akan keajaiban cinta dan takdir, bukan ? sebab manusia sudah memiliki ketentuan hidupnya sendiri, kadang keajaiban itu datang bahkan dengan sesuatu di luar logika manusia. Tapi inilah realita kenyataan hidup tentang umat manusia, rezeki sudah di tentukan oleh Allah SWT, tugas kita hanya menjemput dengan cara ikhtiar, nak”

“Lanjutkan ceritanya, yah” pintaku

***

“Sekitar tahun 2013, ayah berusaha mencari dan berikhtiar untuk mencari siapakah gadis yang akan menjadi ibu bagi anak-anak ayah kelak, Jodoh memang ada di tangan Tuhan, nak. Tapi apakah kita akan menemukan jodoh, jika kita tidak mencarinya, apakah jodoh akan datang jika kita hanya berdoa tanpa berusaha ? itulah pertanyaan yang menggelitik di benak ayah. Lalu pada suatu hari tatkala ayah membuka situs kaskus ayah menemukan sebuah Thread yang menarik tentang kisah cinta jarak jauh antara beberapa Pria Indonesia dengan beberapa gadis dari luar negeri, ada yang dari Jepang, Korea, Amerika, Spanyol, Perancis, mereka berkenalan lewat games Ameba Pico yang kemudian hari berubah menjadi Ameba Pigg, diantara mereka sudah banyak yang menikah”

“ Menikah ?”

“Ya, menikah dan itulah sebabnya ayah mencoba untuk mencari pasangan hidup lewat games Ameba Pigg berharap kisah ayah akan menjadi seperti mereka, saat itu Ayah baru saja membangun sebuah bisnis terjemahan bahasa Inggris dan guru Bahasa Inggris private, apalagi sulit menemukan orang yang bisa berbahasa Inggris di kota Pontianak, padahal tanpa Bahasa  Inggris kita akan kesulitan untuk maju. Oleh sebab itulah ayah mengambil inisiatif untuk menjadi guru Bahasa Inggris private dan penerjemah. Alhamdulillah, Allah Swt mengabulkan doa Ayah, karena beberapa bulan sejak ayah bermain Ameba Pigg dan menjadi seorang piggers ayah menemukan seorang pemain Ameba Pigg yang tinggal di Texas, nama wanita itu Jenny Sanchez, dia memakai nick Kochem kie, sejak itulah hubungan Ayah dan dia semakin dekat, dia bercerita banyak hal, termasuk ayahnya yang seorang pemabuk, ibunya menikahi pria lain dan meninggalkannya, dia juga sering bercerita tentang penyakit leukemia yang dideritanya, Ayah salut kepadanya, orangnya sangat terbuka”

Ayah melanjutkan pembicaraanya

“Pada suatu hari Ayah memutuskan untuk menjadikannya sebagai pacar, dia setuju dan menerima Ayah sebagai kekasihnya. Awalnya kami memutuskan hanya berpacaran di dunia Games, tapi beberapa bulan kemudian dia meminta agar kami berpacaran lewat Skype keduanya memang berasal dari dunia maya. Banyak hal yang terjadi setelah itu termasuk keinginannya dalam mempelajari agama Islam, sungguh lucu saat ayah melihat fotonya menggunakan Hijab pertama kali. Dia malah lebih cantik dengan menggunakan Jilbab daripada lepas Jilbab, hal yang membuat dia suka dengan Islam adalah Islam sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti teori bigbang, syariat Islam menurutnya terlalu mudah dijalankan, dia juga mengatakan bahwa gerakan Solat sungguh indah dan menemukan kedamaian tatkala dia melakukannya, tiada suara yang indah selain lantunan ayat suci Al-Qur’an,  dulu ayah juga mengajarinya Bahasa Indonesia, awalnya ayah mengajarinya untuk mengucapkan “Selamat malam” tapi dia mengatakan “Seilama malam”

Ayah tersenyum mengingat kenangan indah bersama Jenny
Benakku mengatakan

“ini sungguh gila”

***

Ayah melanjutkan percakapannya

“Pada suatu hari tepat delapan bulan setelah kami jadian lewat Skype, dia mengatakan akan mengunjungi Pontianak, Ayah mengatakan tidak perlu tapi dia bersikeras untuk mengunjungi Pontianak dan berpacaran secara nyata, Ayah bisa berbuat apa ? Jujur Ayah takut jika dia datang ke Pontianak, sebab Kakekmu adalah pemeluk Islam yang pemikiran kerasnya masih kental, padahal Jenny sudah lama mempelajari Islam dan kebudayaan Indonesia. Kakekmu penganut Islam garis keras dan Radikal"

"Apakah Jenny benar-benar datang ke Pontianak, yah ? ” tanyaku

“Ya,  tapi dia tidak datang langsung ke Pontianak, melainkan ke Jakarta, dan ayahlah yang membawanya dari Jakarta ke Pontianak. Kami pertama kali bertemu di Bandara Halim Perdana Kusuma, kami tidak langsung ke Pontianak, tapi kami menikmati masa-masa pacaran kami di Jakarta, sekitar dua hari kemudian ayah membawanya ke Pontianak”

“Lalu apa yang terjadi setelah itu ?” tanyaku

“Apa yang ayah khawatirkan menjadi kenyataan, Nenekmu mungkin bisa menerimanya, tapi tidak dengan Kakekmu. Usaha ayah untuk memperkenalkannya dengan Kakekmu terhalang oleh pemikiran kakekmu. Semakin kuat usaha ayah untuk mengatakan bahwa dia adalah yang terbaik untuk ayah, semakin kuat pula usaha kakek untuk memisahkan kami. Tapi kami tidak tinggal diam, kami yakin cobaan dari Allah SWT sungguh berat, tapi kami yakin Allah SWT tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan umatnya.  Kami sempat putus selama seminggu, itu pun karena ucapan kakekmu yang mengatakan bahwa Ayah sudah dijodohkan dengan ibu tirimu, tapi cinta kami kembali bersatu karena ibu tirimu menjadi luluh akan keteguhan cinta ayah dengan Jenny. Dari perasaan tidak suka dengan Jenny, mereka menjadi akrab di kemudian hari. Ibu tirimu pasrah akan hal itu, dia merelakan ayah dengan Jenny menikah. Lucu, Ibu tirimu lebih banyak belajar berbagai hal dengan Jenny, mereka ibaratkan kakak dan adik, Hingga suatu hari ayah di timpa satu cobaan dan satu kemudahan…”

“Maksud ayah”.

“Kakekmu suatu hari terserang penyakit stroke, kautahu apa yang terjadi  ?”

Aku menggelengkan kepala Ayah tersenyum kecut, kedua matanya mulai mengeluarkan butiran-butiran air

“Jenny memperdulikan kakekmu, meski dia sakit dia lebih mengurus kakekmu daripada dirinya sendiri, dan itulah yang menyebabkan hati kakekmu menjadi luluh, dia menyukai Jenny. Didepan kakekmu Jenny mengucapkan dua kalimat syahadat, Kakekmu menyesali perbuatan yang pernah dia lakukan, dia menginginkan Jenny dan Ayah menikah”

“Dan ayah menikahi Jenny”

“Alhamdulillah, tapi beberapa hari kemudian  kakekmu meninggal dunia”.

“Oh”

“Dan mulai sejak itu pula penyakit yang diderita Jenny semakin parah, bertahun-tahun dia berjuang melawan penyakit itu, tapi Tuhan pula yang menentukan, Jenny meninggal saat kamu berusia lima tahun, di hari Selasa, Sebelum meninggal dia berpesan agar ayah menikahi ibu tirimu, ayah bahagia sebab ayah akan menyusul bertemu dengannya”

“Ayah jangan berbicara seperti itu” ucapku dengan terisak tangisan
“Percuma nak, penyakit ini sudah semakin parah, jika ayah meninggal maukah kamu berjanji untuk ayah, ini pinta ayah yang terakhir”

“Tapi..”

“No excuse, everything has late.. ini permintaan terakhir ayah”

“Baiklah”

“Makamkan ayah di dekat pusaran Jenny, karena ayah begitu mencintainya”

Mendung menyelimuti rumah sakit kala itu, tanpa terasa kedua air mata kami keluar, beberapa jam kemudian ayah meninggal dunia, sebagai anak sulung yang patuh kepada kedua orang tua, kuturuti permintaan terakhir beliau.

.Seminggu setelah pemakaman Ayah, aku berangkat ke Amerika untuk bertemu dengan sanak sepupuku, ya hitung-hitung kami memperkuat tali silaturahmi antar manusia. Meski kutahu aku dengan mereka berbeda agama.

Tapi ini adalah salah satu ajaran dalam Islam, yaitu memperkuat hubungan sesama manusia, meski berbeda agama.Satu hal yang kupelajari dari kisah cinta ayah dan Jenny, yaitu Islam itu mudah dan indah, lantas kenapa kita harus mempersulit.

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh fpm. Diberdayakan oleh Blogger.