Header Ads

Image and video hosting by TinyPic

sebuah kisah sesaat sebelum dia pergi (kisah nyata)



Kisah berikut ini adalah nyata, seluruh pelaku pada kejadian ini disamarkan namanya oleh penulis, karena demi menyangkut nama baik pelaku.

Sebuah kendaraan beroda dua berpacu melaju, menuju sebuah kafe yang berada di pesisiran sungai kapuas. Ya sudah lama aku tidak menikmati segelas air lidah buaya, dan aneka hidangan laut yang menguggah seleraku. Hal ini karena kesibukanku yang amat banyak.

Jujur telah lama aku tinggalkan kota ini, ya Kota khatulistiwa dimana yang dikenal dengan sebutan air kapuasnya yang amat terkenal, karena siapapun yang meminum air ini tidak akan pernah melupakan akan pemandangan kota yang berbahasa melayu ini. Pontianak

Ya, aku telah berada di Bandung selama empat tahun dikota kembang itu aku bekerja sebagai seorang karyawan swasta di sebuah perusahaan elektronik.

*********

Hari ini adalah hari pertamaku, pulang kekampung halamanku. Karena perusahaan memberikanku liburan selama satu bulan. Sehingga mau tidak mau bulan depan aku sudah harus berada di Bandung, kalau tidak ya terpaksa aku harus mencari pekerjaan baru.

Tanpa terasa akhirnya kendaraanku tiba juga di sebuah warung makan. Masyarakat disini mengenal warung makan tersebut dengan nama warung serasan, ya makanan yang tersedia disini cukup bervariasi. Aku cukup memesan air lidah buaya dan nasi beserta ikan bakar.

Jarak antara Banjarserasan dan Tanjung hulu tempat tinggalku tidak terlalu jauh. Karena Banjarserasan terletak beberapa jarak setelah rumah sakit Yarsi.

Suasana musik akustik ala restoran amat membantu merefleksikan tubuhku.

*********

Tak berapa lama kemudian ketika aku sedang menyantap hidangan yang telah tersaji, punggungku tiba-tiba ditepuk oleh seseorang. lalu kupalingkan wajahku kepadanya
“Hai Masih Inget gak” kata pria yang rada gemuk itu dengan logat Sambas yang kental

“Hmm.. Tedy ya” kataku

“Ya... Apa Kabar” katanya

“Baik.. kataku, Kamu sendiri”

“Alhamdulillah”

Lalu kami pun mengobrol membicarakan masa lalu kami berdua.

Tedy adalah temanku sewaktu aku sekolah di SMU Negeri 1 Pontianak, kami pun satu angkatan. Bagiku Tedy sudah kuanggap sebagai kakak angkatku

*********

Tak lama kemudian pembicaraan kami dialihkan kepada sebuah cerita, ya cerita itu amat memilukanku, sebuah kisah nyata yang terjadi di keluarganya.

“Aku punya kisah nyata Yo, dan ini benar-benar terjadi,” katanya

Aku lalu mendengarkan dan memperhatikannya

“Terdapatlah dua orang ibu-ibu yang memiliki sebuah yayasan terkemuka di Kalimantan Barat, Bedanya
yang satu namanya bu Willy yang satu lagi bu Sri. Nah bu Willy ini bersifat amat ambisius, segala keinginannya harus tercapai, sedangkan Bu Sri menyerahkan segalanya kepada yang maha kuasa, Bu Sri orangnya kaya” 

“Lalu” kataku

“Bu Sri tentulah mendapatkan rezeki secara halal dan datangnya dari Tuhan Yang Maha Esa, Pada suatu hari, Bu Willy dengan cara liciknya pergi kedukun karena ia ingin menguasai harta dari Bu Sri, ia pergi kedukun untuk mengguna-gunai keluarga Bu Sri, ia memanfaatkan anaknya yang bernama Bernard”

Aku masih belum mengerti apa yang ingin diucapkannya

“Oleh karena itu Bu Willy menyuruh Bernard untuk dekati anak Bu Sri yang bernama Susan. Dan sebagai anak yang patuh akhirnya ia menuruti perintah Bu Willy”

Ku hirup segelas air lidah buaya yang telah dicampur dengan sirup pandan lalu aku dengarkan kembali ceritanya

*********

“Bernard sebenarnya adalah pria Gay, dan memiliki sifat tempramental dia selalu kasar terhadap perempuan, Singkat kata lama-kelamaan entah karena pengaruh dukun atau bukan kedua insan Manusia antara Bernard dan Susan akhirnya benar-benar jatuh cinta, lalu mereka pun menikah Ternyata sifat tempramental Bernard belum berubah ia masih bersikap kasar kepada susan walaupun susan itu adalah istrinya. Namun anehnya Susan tak mau lepas dari Bernard, sebagai adik Susan tentulah aku penasaran akan apa yang terjadi pada kakakku”

“Lalu” kataku

“Hingga pada suatu hari, Susan menderita penyakit aneh, ia menderita kejang-kejang, kami pun sebagai keluarganya berusaha memeriksa keadaan kakakku ke rumah sakit, pengobatan alternatif, namun tak satu pun yang sembuh, sedangkan Bernard pergi meninggalkan kakakku
Jujur kami sudah berusaha beberapa kali mengajaknya ke pengobatan ruqyah, dan pergi kedukun manapun tetap saja penyakitnya tidak berhasil disembuhkan” 

“Hah Dukun” tanyaku

“Iya, dukun jujur aja Yo, Kakakku ini di hinggapi oleh Jin Kafir, ya kamu tahu sendiri dong gimana kalo seorang yang iri lalu pergi kedukun, dan mengguna-gunakan ilmu setan, yang kedua apa gak aneh kalo seorang yang sebelumnya tidak terlalu kenal, lalu lambat laun jatuh cinta benaran, kalo bukan pelet”

Aku mengangguk mengerti

“Pada suatu hari, kami mendengar ada orang sakti yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit, dia asli Sambas letak rumahnya amat jauh, Dia sebetulnya adalah Kiyai, lalu Susank kami bawa kesana, dan alhamdulillah dia sembuh, namun dia belum 100 persen normal”

“Maksudnya”

“Dia masih dilatih untuk berbicara, namun aku bersyukur kepada Allah kakakku akhirnya sembuh meski masih perlahan-lahan”

Tanpa kusadari air mataku pun menangis, aku tak tega melihat seorang wanita disiksa seperti itu.

“Sampai sekarang kiyai yang menyembuhkan kakakku masih hidup, kamu mau tahu berapa usia beliau” tanyanya

“Berapa”

“100 tahun”

“Hah” kataku

Jujur aku tak mengerti dan tidak paham seperti apa wujud kiyai yang menyembuhkan Suzan namun yang jelas bagiku pertolongan Allah selalu ada. Dalam bentuk apapun. Bagiku bisa jadi kiyai itu adalah orang kebenaran.

Tak terasa pula pembicaraan kami pun selesai, dia pergi meninggalkanku, dan aku pun berlalu meninggalkan kafe serasan itu.


Tidak ada komentar

Gambar tema oleh fpm. Diberdayakan oleh Blogger.